khazanah alam

dianugerahkan untuk kita menikmatinya....perlu dipelajari, diperbaiki dan dipelihara untuk diturunkan buat generasi seterusnya......tentunya kita tidak mahu dipersalahkan oleh generasi akan datang sebagaimana kita cuba menunding jari ke generasi sebelum ini......fikirkanlah.....

Monday 6 August 2012

minyak zaitun dalam hidangan






Minyak zaitun atau olive oil mendapat posisi terhormat dan premium dibanding jenis lain di dalam dunia kuliner. Mirip dengan anggur (wine), jenis tanah dan lokasi tumbuhnya sangat mempengaruhi aroma dan rasa dari minyak zaitun. Beberapa negara yang sudah dikenal lama jadi produsen kelas dunia adalah Italia, Spanyol, Perancis, Yunani dan juga Amerika Serikat.

Mungkin jadi pertanyaan tersendiri mengapa keberadaannya dalam hidangan atau di dalam dapur sering jadi topik pembicaraan yang menarik.Beberapa minyak yang disebut terbaik dinilai berdasarkan rasa yang dimiliki dalam kondisi normal (dikonsumsi langsung tanpa dimasak) seperti walnut, hazelnut, macadamia dan zaitun. Rasa dan aroma mereka mirip dengan jeruk, cabai, kopi, rempah, bawang putih dan lainnya; yang selalu digunakan dengan tujuan memberi aroma ataupun ‘membungkus’ hidangan salad menjadi lebih berselera. Khusus minyak zaitun, menjadi pilihan banyak orang karena keberadaannya (juga penggunaannya) semenjak awal peradaban mudah ditemui di banyak tempat walau harganya cukup mahal.

Buah zaitun penghasil minyak dapat mengeluarkan 75-82% minyak dalam proses pemerasannya. Pohon zaitun sendiri, jika tidak ‘diganggu’ dapat bertahan sampai berumur 1000 tahun. Metode proses untuk menghasilkan minyak zaitun ada beberapa macam, hanya saja, proses pemerasan pertama akan menghasilkan minyak kualitas terbaik yang biasa disebut extra-virgin. Jenis ini memiliki warna yang bervariasi, dari kuning keemasan sampai hijau. Walau harap diingat, warna tidak mencerminkan kualitas. Tiap jenis memiliki karakter yang khas yang diharapkan, sehingga umum digunakan sebagai saus salad, juga sebagai pendamping santap roti/ biskuit (bersama cuka). Extra-virgin yang mempunyai warna sedikit keruh karena tidak melewati proses penyaringan, diminati banyak penggemar karena kaya rasa.

Banyaknya varian dari minyak zaitun selain memberi kesempatan untuk mencicip juga akan membuat bingung bagi yang belum terbiasa. Panduan mudah memilih adalah mengikuti kebutuhan dan penggunaannya di dalam masakan. Minyak zaitun dapat digunakan dalam banyak jenis hidangan mulai dari pembukaan sampai yang utama, dimasak atau langsung digunakan. Mencicipnya terlebih dahulu adalah cara terbaik menentukan pilihan sebelum membeli minyak zaitun yang diperlukan. Karena harganya yang cukup mahal, kita perlu berhati-hati dalam memilih dalam rangka memenuhi selera.

Jika sudah memilikinya, pastikan jenis extra-virgin tidak digunakan untuk memasak; melainkan hanya untuk saus salad dan tambahan di dalam hidangan. Memanaskan minyak zaitun akan menghilangkan aroma dan rasa aslinya, gunakanlah jenis yang lebih rendah untuk itu.

Jenis berikutnya adalah virgin olive oil, berkelas lebih rendah dari extra-virgin dan dapat digunakan langsung untuk hidangan serta tetap memberi aroma yang baik walau kualitasnya di bawah extra-virgin. Produk ini adalah pengganti yang ideal bagi kita yang memiliki anggaran terbatas tapi ingin mendapat pengalaman yang baik.

Sedang jenis terakhir dari minyak zaitun dilabeli olive oil, terkadang diberi tambahan ‘pure’ atau murni. Dihasilkan dari proses pemerasan, ditambah pengencer atau bahan lain, lalu difilter dan dicampur dengan jenis virgin oil. Dapat dipanaskan untuk kebutuhan menggoreng selain menumis karena mampu bertahan dalam panas yang tinggi.

Apapun pilihan minyak zaitun, perlu diingat bahwa setiap porsi ukuran satu sendok makan menghasilkan 120 kalori. Gunakan dengan bijak untuk kebaikan kesehatan anda.



sumber dari: sahabatnestle.co.id