Siapa tak kenal bawang putih? Umbi lapis berwarna putih ini menjadi bumbu masak yang paling banyak digunakan dalam resep masakan. Dari sekedar menumis kangkung hingga memasak aneka macam sop, semuanya menggunakan bawang putih. Dari perkedel hingga ayam goreng crispy pun tak tak lepas dari bumbu dapur ini. Pendek kata, bawang putih melezatkan seribu satu macam masakan. Namun, dibalik manfaatnya sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata menyimpan sejuta khasiat untuk kesehatan dan kecantikan.
Khasiat umbi tanaman bernama latin Allium sativum ini sebagai penyembuh berbagai penyakit sebenarnya sudah lama dikenal. Sejarah medis mencatat bahwa keampuhan bawang putih sebagai obat penyembuh sudah dikenal sejak jaman Yunani Kuno. Hippocrates menganjurkan penggunaan bawang putih untuk mengobati luka racun dan keluhan bronkitis (radang paru-paru). Sedangkan Cendekiawan Yunani kuno Aristoteles juga telah menguji bawang putih pada tahun 335 SM untuk digunakan dalam pengobatan.
Pada zaman Mesir kuno, para budak belian yang dikerahkan dalam pembangunan piramida selalu dilengkapi dengan ransum bawang putih agar kondisi tubuhnya tetap kuat dan sehat. Demikian pula dengan bangsa Viking yang dalam pengembaraannya menaklukkan berbagai negeri selalu membawa bawang putih sebagai pelengkap logistik mereka. Di Cina, manfaat bawang putih konon telah diuji sejak 3000 tahun sebelum masehi oleh para pujangga. Di negeri yang sangat terkenal akan ilmu pengobatan timurnya itu, bawang putih , juga diyakini dapat memperpanjang umur harapan hidup seseorang. Bahkan di sana berkembang suatu keyakinan bahwa mengkonsumsi bawang putih selama 50 hari di saat usia telah mencapai 50 tahun, maka akan memperpanjang umur hingga 50 tahun lagi.
Pada abad pertengahan, bawang putih telah dipikirkan sebagai pengobatan terhadap orang bertekanan darah tinggi, kehilangan nafsu makan, orang dengan masalah paru, gigitan ular, batuk rejan, dan kebotakan. Pendeta Prancis abad ke-17 makan bawang putih dalam jumlah besar untuk melawan wabah sampar, dan dilaporkan mereka bertahan hidup lebih lama daripada pendeta Inggris. Selama kedua perang dunia, tentara Rusia dan Jerman makan bawang putih sebagai pengobatan di medan pertempuran. Orang Rusia menjadikan bawang putih sebagai “ganti antibiotic” dan dikenal sebagai “Penisilin Rusia” karena dipercaya mengandung 1/10 kebaikan penisilin. Di Indonesia sendiri, orang tua jaman dahulu suka mengunyah 1-2 siung bawang putih setiap hari untuk menjaga stamina dan kesehatannya.
sumber dari: acsujabodetabek.wordpress.com