khazanah alam

dianugerahkan untuk kita menikmatinya....perlu dipelajari, diperbaiki dan dipelihara untuk diturunkan buat generasi seterusnya......tentunya kita tidak mahu dipersalahkan oleh generasi akan datang sebagaimana kita cuba menunding jari ke generasi sebelum ini......fikirkanlah.....

Friday 7 December 2012

budidaya tanaman kunyit






Budidaya tanaman kunyit tak akan pernah kehilangan pamor. Selain memiliki prospek usaha yang bagus, kunyit juga mudah dibudidayakan. Tak perlu teknologi penanaman yang rumit, tanaman kunyit bisa tumbuh asal pemberian baja dan air yang mencukupi.

Budidaya kunyit cukup mudah dibandingkan dengan tanaman lain. Zulkarnaen, pemilik CV Shinta Pratama menuturkan, penanaman kunyit sebaiknya dilakukan secara tumpang sari. Sebab, selain masa tuai(panen) cukup lama, dengan adanya tanaman jenis lain yang lebih cepat masa panennya, bisa menambah pendapatan petani.

Secara rata-rata, kata Zulkarnaen, tanaman herba ini dapat ditanam di berbagai daerah di seluruh Indonesia, bahkan sampai pada ketinggian 2.000 mdpl. "Namun, semakin tinggi daerah penanaman, maka umur panen juga makin lama," katanya. Karena, suhu optimal untuk budidaya tanaman kunyit antara 29 derajat hingga 300 C.

Sementara itu, M. Hadi, pemilik Yayasan Lintang Asri, menyarankan, penanaman kunyit dilakukan pada awal musim hujan. Sama seperti tanaman rimpang lainnya, tanaman kunyit juga memerlukan cukup air untuk tumbuh.

Meski begitu, volume air tetap harus diperhatikan. "Tidak boleh ada genangan air, supaya rimpang tidak cepat membusuk,"

Dalam budidaya kunyit ini, Petani seperti Hadi pun menerapkan sistem pertanian organik. Alasannya, biaya budidaya secara organik lebih murah karena tak perlu pestisida(racun kimia).

Tanaman kunyit ini siap dipanen pada umur enam bulan. Hadi bilang, ciri-ciri kunyit siap panen adalah berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi perubahan warna daun dan batang yang semula hijau menjadi kuning.

Satu tanaman bisa menghasilkan panen rimpang sebanyak 1,5 kg hingga 3 kg. "Untuk 500 meter persegi, lahan budidaya kunyit bisa dipanen sekitar tiga tan rimpang kunyit," tutur Hadi.

Sebelum dijual, tentu saja kunyit harus dicuci terlebih dulu. Pencucian ini harus dilakukan secara hati-hati. Biasanya, rimpang kunyit itu disemprot dengan air bertekanan tinggi sehingga tak ada lagi kotoran tanah yang menempel. "Jika masih kotor, bilas lagi, tapi cukup dua kali tidak boleh lebih," jelas Hadi.

Ia menghindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan zat-zat yang terkandung dalam rimpang tidak larut terbawa air. Setelah dicuci, kunyit dikeringkan selama dua hingga lima hari.

Hadi hampir tak menemui kendala dalam budidaya kunyit ini. Tanaman kunyit ini relatif bebas dari hama. "Hanya memang kendalanya adalah cuaca," kata Hadi.

Pemberian bahan organik dinilai sangat penting untuk pertumbuhan rimpang. Sebab, pemberian bahan organik akan membuat tekstur tanah cukup gembur dan rimpang menjadi banyak dan cepat besar.

Adapun kendala(halangan) yang dihadapi Zulkarnaen adalah saat proses pengeringan. Ia masih mengandalkan sinar matahari. Alhasil, bila tiba musim hujan, hasil panen kunyit berisiko terkena jamur(cendawan).

Padahal, untuk kunyit yang disuply ke industri jamu harus benar-benar dalam kondisi kering. Tujuannya, supaya rimpang kunyit bertahan lama. "Kalau dikeringkan, rimpang bisa tahan sekitar 6 bulan hingga 12 bulan. Tapi kalau kunyit segar hanya bertahan sebulan," kata dia.

Meski penanaman dilakukan pada musim hujan, Zulkarnaen tak mengandalkan air hujan untuk mengairi lahannya. Ia menggunakan air perigi untuk pengairan, yang disalurkan melalui paip-paip getah dan kolam penampung,



sumber dari: helmysyamza.blogspot.com